Hal senada juga disampaikan sejarawan Kabupaten Subang, Kadar Hendarsah. Dirinya mewanti-wanti agar pembongkaran gedung tersebut harus sesuai prosedur.
“Rehabilitasi gedung Wisma Karya diperbolehkan, namun harus prosedural sesuai undang-undang cagar budaya,” katanya menegaskan.
“Harusnya sebelum di rehab dikaji dulu oleh Tim yang dibentuk oleh dinas terkait. Timnya terdiri dari Balai Pelestarian Provinsi dan Disdikbud Subang,” lanjutnya. (Baca juga : Gedung Heritage Wisma Karya Dibongkar, Sejarawan Subang : Harus Sesuai Prosedur !)

Kegiatan pembongkaran Wisma Karya ini menjadi perbincangan di media sosial setelah Arkeolog dari Balai Arkeologi Nasional, Lutfi Yondri mengunggah foto-foto pembongkaran Wisma Karya di akun Facebook pribadinya dan mempertanyakan prosedur pembongkaran heritage tersebut.
Sementara itu Sekertaris Dinas PUPR Cecep Rosadi melalui Kepala Seksi Bagian Gedung Cipta Karya Dudung mengatakan mengenai kekhawatiran berbagai pihak atas pembongkaran Wisma Karya, dirinya mengatakan hal tersebut telah berdasarkan kajian para konsultan.
“Kontkes cagar budayanya tetap dipertahankan, mereka (konsultan) kan lebih tahu tentang cagar budaya. Konsultan sudah nanya-nanya kepada pihak sejarawan dan budayawan yang ada di Subang,” katanya.
Menurut Dudung, bangunan heritage berdasarkan penelusuran konsultan hanyalah bangunan bagian depan dan bangunan ini tidak akan dibongkar, sementara yang di belakang itu katanya bangunan tambahan jadi akan dibongkar dan akan disesuaikan tingginya dengan bangunan yang di depannya disesuaikan dengan kebutuhan museum.
Ditemui di lapangan, salah seorang pengawas bangunan rehabilitasi gedung Wisma Karya, Andi, mengatakan bagian belakang Wisma Karya memang dibongkar untuk ditinggikan dan ada bagian yang harus diperkuat agar tidak roboh. Selain itu ada satu sekat tembok yang dibongkar. Sementara untuk bangunan bagian depan relatif tidak banyak yang dirubah karena masih kokoh.
“Hanya bagian pintu-pintu ada yang dirubah sedikit bentuknya jadi seperti jendela dan bahan kusen kayunya ada yang diganti jadi alumunium tapi tidak semua,” katanya.
“Tapi untuk lebih jelasnya terkait desain baiknya ditanyakan ke konsultan perencana, kalau saya hanya mengawasi pembangunan,” ujarnya.